Apa Cerita Brandmu?

POSTED IN

Marketing

WRITTEN BY

Karen Kamal

DATE

Beberapa waktu belakangan ini, saya sedang membaca buku “All Marketers Are Liars Tell Stories” yang ditulis oleh Seth Godin, yang dikenal dengan buku legendarisnya Purple Cow. Terkadang membaca buku Marketing seperti ini, mengingatkan kita untuk refleksi dan melihat kembali apa yang sudah dicapai dan apa yang bisa diimprovisasi atau diperbaiki lagi.

“Storytelling works when the story actually makes the product or service better.”

Dalam buku ini menjelaskan tentang bagaimana Marketing yang baik dan bisa berhasil itu perlu memahami adanya worldview; suatu pemikiran yang sudah beredar di masyarakat yang kalau ditentang habis-habisan akan menjadi costly atau bahkan gagal untuk diubah. Storytelling yang paling berkesan adalah saat orang-orang lain yang menceritakan kembali pengalaman mereka kepada orang-orang sekitarnya atau yang kita kenal sebagai word-of-mouth (WOM). Bagaimana sebuah brand harus autentik dalam komunikasinya dalam produk atau jasa.

Namun yang menjadi highlight adalah bagian detil-detil kecil yang seringkali terlupakan oleh brand, marketer, business owner setelah menjalankan bisnis untuk beberapa lama.

Every Sense Matters

NTMY bukanlah tipikal creative agency. Sampai hari ini setelah 3,5 tahun berdiri, kita belum mempunyai sales team, account executive. Bukannya kita tidak membuka peluang itu, namun kita belum menemukan orang yang klik untuk posisi tersebut, karena tanpa sadar kami sangat peduli dengan cara kita membawa diri bahkan saat bertemu pertama kali dengan calon klien.

The display on the window, the typeface on the flyer

Bergerak di bidang desain tentu memberikan cutting edge untuk kami lebih memperhatikan pilihan yang lebih baik untuk berkomunikasi lewat branding, communication channels kepada audiens. Nyatanya ini hanyalah kulit terluar saja yang orang-orang lain juga dapat lakukan namun terkadang memilih tidak dilakukan. Sebagian brand masih menganggap desain yang bagus hanyalah visual semata tanpa arti, padahal desain sebatas pemilihan font, warna, bentuk, semuanya itu adalah kunci first impression kepada audiens, bahkan calon klien.

Pada bulan Maret kemarin, kami memilih untuk rebranding Nice To Meet You Studio menjadi NTMY bukan tanpa alasan. Kami mengenal betul strengh, expertise setiap member tim dapat menjadi partner yang selevel dengan klien. Pemilihan warna, typography NTMY untuk menghidupkan personality kami. Menurut kamu, apa nilai personality NTMY?

The way receptionist answers the phone

Sampai saat ini, 99% call meeting dengan leads masih kami lakukan sendiri oleh tim manajemen. Meeting pertama, baik itu untuk intro ataupun untuk sekedar bertanya, selalu kami tanggapi dengan senang hati karena naturanya agency adalah orang tidak akan mencari agency kalau tidak sedang ada kebutuhan. Maka dari itu, kami berusaha agar first call atau in touch itu tidak disia-siakan agar kita bisa helpful untuk lawan bicara kami.  Ada banyak pengalaman, expertise, knowledge yang bisa kami bagikan (bukan secara cuma-cuma) namun justru sangat bernilai. Kami tidak malu-malu atau takut menceritakan secret recipe cara kami operasikan NTMY karena kami yang paling tahu apa yang kami kerjakan, dan itu dibangun dengan sepenuh hati bersama dengan tim yang satu frekuensi.

The way a home smells when you visit an open house

Terakhir, kami berinvestasi dalam human resources NTMY. Dimulai dari proses penanda-tanganan dokumen legal, NDA, quotation, invoice, sampai kepada kick-off meeting, komunikasi sehari-hari dilakukan oleh personal terbaik yang difasilitasi dengan prosedur. Ibaratnya pengunjung hotel bintang lima, setiap calon klien dan klien akan mendapatkan treatment yang sama baiknya dan sama profesionalnya oleh tim kami, sehingga se-selasainya engagement dengan NTMY pun ada sesuatu (story) yang dibawa oleh klien kami. That’s our story.

Photo courtesy of Dior’s window display; on Pinterest

Related Readings