Sulit untuk perusahaan mempertimbangkan untuk berinvestasi pada desain jika tidak dapat mengkalkulasi benefitnya.
Sudah banyak referensi yang mengatakan bahwa fokus pada desain akan berdampak baik pada performa perusahaan. Tetap saja, perusahaan masih enggan untuk memberi effort lebih pada desain. Mengapa?
Desain dan pertimbangan investasi
Menurut riset dari McKinsey pada Februari 2020 lalu, 66% CEO tidak memahami apa yang senior designer mereka kerjakan.
Perusahaan akan berinvestasi dengan mempertimbangkan benefit yang didapat.
“Apa keuntungan yang perusahaan dapat jika desain tersebut diimplementasi?”
Pertanyaan ini seringkali dijawab dengan kualitatif. Kita akan berbicara tentang estetika, empati, atau user experience. Meski hal-hal tersebut benar merupakan faktor yang mempengaruhi, tidak 100% akan menjadi bahan pertimbangan karena sifatnya yang cukup subjektif.
Desainer senior atau lead mungkin akan betul-betul memahami hal tersebut. Tapi bagaimana dengan eksekutif C-level atau departemen lain yang mempertimbangkan aspek bisnis lainnya? Bahkan, eksekutif dengan latar belakang desain saja, saat dihadapkan dengan laporan dan performa perusahaan, akan berpikir dua kali saat mempertimbangkan fokus dan investasi lebih pada desain.
Bisnis memiliki banyak aspek. Untuk melihat sebuah benefit, melihat dengan cara kuantitatif akan lebih mudah dan meyakinkan. Terjemahkan impact desain menjadi angka atau metriks.
“You can’t manage what you don’t measure.” — Peter Drucker
Alasan kuat lainnya mengapa investasi pada desain harus bisa dihitung — untuk bisa mengelola apa yang sudah kita investasikan. Apakah hasilnya sudah benar-benar efektif? Bagian mana dalam desain yang harus ditingkatkan? Mana yang sebenarnya tidak memberikan impact yang besar?
Memahami ROI dalam Desain
ROI (Return on Investment) adalah istilah standar dalam keuangan untuk mengevaluasi keuntungan dari investasi yang dilakukan.
Mengapa penting untuk menghitung ROI?
Estimasi ROI akan dipakai sebagai pertimbangkan dalam mengambil segala keputusan bisnis. Penting untuk setiap keputusan dapat memberikan pemasukan.
Bagaimana menghitung ROI?
Rumus dasarnya cukup sederhana.
ROI = (net profit of investment / cost of investment) x 100%
*Net profit = gain of investment — cost of investment
Namun, perhitungan di atas akan menjadi sulit ketika berhadapan dengan beberapa isu berikut.
1. Tantangan dalam menentukan mana yang masuk dalam cost dan yang dianggap sebagai benefit.
2. Ada inkonsistensi value dan unit, terutama jika berhubungan dengan profit yang ‘intangible’.
Profit yang ‘intangible’ adalah aspek kualitatif yang sering kita bicarakan saat bicara desain. Bagaimana menghitung estetika? Bagaimana menghitung user experience?
Bicara Angka dalam Desain
Bisnis akan fokus pada ‘revenue’ dan ‘cost’. Artinya, investasi pada desain harus membicarakan hal tersebut.
Meningkatkan Revenue
- Menarik lebih banyak customer (conversion rates, referral rates, dll)
- Meningkatkan customer value (harga, frekuensi membeli, retention, dll)
Mengurangi Cost
- Mengurangi fixed cost (biaya sewa gedung, dll)
- Mengurangi variable cost (marketing, bahan, dll)
Suatu agency misalnya, mendapat profit dari project klien. Setiap proyek butuh produksi desain. Dengan desainer yang ada sekarang, perusahaan dapat mengerjakan maksimal 1 proyek dalam 2 minggu. Agency berinvestasi menambah desainer atau outsource desain dan dapat mengerjakan 2 proyek sekaligus secara bersamaan, atau 1 proyek dapat selesai dalam waktu yang lebih singkat. Revenue yang lebih dengan time saving tersebut dapat dikalkulasi.
Menerjemahkan desain menjadi keuntungan yang dapat dihitung akan membuat keputusan perusahaan untuk berinvestasi atau fokus pada desain menjadi lebih jelas.
Cek nicetomeetyou.studio untuk solusi kebutuhan desain grafis harian untuk bisnismu, dan follow Instagram @nicetomeetyou.studio untuk insight dan tips singkat tentang value desain.