POSTED IN
Marketing
WRITTEN BY
Nay Madani
DATE
Marketing yang targeted akan selalu kita lihat dalam strategi penjualan sebuah bisnis. Tapi, bagaimana jadinya jika brand berusaha merangkul seluruh lapisan audiens? Nah, brand-mu bisa menerapkan cara ini melalui inclusive marketing.
Sebuah bisnis yang menerapkan inclusive marketing akan menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan efektivitas pemasaran. Dengan melibatkan seluruh kelompok demografi dalam target pasar, perusahaan dapat meningkatkan daya tarik brand dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Selain itu, inclusive marketing juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap semua konsumen dan memberikan kontribusi positif dengan mengangkat nilai sosial yang ada di masyarakat. Hal ini akan meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Jadi, sekarang adalah saatnya untuk menerapkan inclusive marketing pada bisnismu.
Mengenal lebih dalam tentang inclusive marketing
Inclusive marketing adalah strategi pemasaran yang mencakup seluruh kelompok demografi dalam target pasar. Strategi yang satu ini berusaha merengkuh semua orang dengan beragam latar belakang, usia, gender, orientasi seksual, kemampuan fisik, dan sebagainya. Dengan mengejar inklusivitas dalam pemasaran, sebuah bisnis dapat meningkatkan daya tarik brand dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Menurut World Federation of Advertisers, 66% orang akan membeli produk dari brand yang menjunjung suatu nilai sosial yang benar. Hal ini kemudian akan menumbuhkan rasa percaya, keterikatan, dan ownership atas brand yang mereka konsumsi. Strategi ini juga dapat membantu perusahaan untuk mencapai pangsa pasar yang lebih luas dan meningkatkan efektivitas pemasaran.
Nah, brand-mu sudah harus mulai menerapkan inclusive marketing karena hasil dari World Federation of Advertisers menunjukkan bahwa:
- 72% audiens menganggap bahwa sebuah ads marketing menampilkan hal yang nyata.
- 63% audiens merasa bahwa mereka tidak pernah muncul dan menjadi figur dari promosional sebuah brand.
- 60% audiens menganggap bahwa komunitas mereka tidak direpresentasikan dengan benar dalam marketing.
Kelompok berikut ini harus dirangkul dalam inclusive marketing
Saat membuat strategi inclusive marketing, pastikan untuk melibatkan kelompok rentan, difabel, dan marjinal. Kelompok-kelompok ini sering diabaikan dalam pemasaran karena dianggap sebagai pasar yang kecil atau kurang menguntungkan. Namun, menyertakan kelompok ini dalam strategi bisnismu dapat membawa hasil yang signifikan bagi bisnis.
1. Kelompok rentan
Kelompok rentan dapat didefinisikan sebagai kelompok yang mengalami kesulitan ekonomi, sosial, atau kondisi kesehatan yang membuat mereka lebih rentan terhadap diskriminasi dan eksploitasi. Beberapa contoh kelompok rentan termasuk:
- Orang miskin
Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki keterbatasan dalam hal akses terhadap barang dan jasa.
- Orang tua
Orang tua yang rentan dapat mengalami kesulitan dalam hal mobilitas, kesehatan, dan akses terhadap teknologi.
- Anak-anak
Anak-anak yang rentan dapat mengalami masalah dalam pendidikan, kesehatan, dan perlindungan.
- Orang dengan disabilitas
Orang dengan disabilitas sering mengalami diskriminasi dalam hal akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan.
- Perempuan
Perempuan sering mengalami diskriminasi dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan perlindungan hak.
- Komunitas LGBT
Komunitas LGBT mengalami diskriminasi dalam hal hak dan perlindungan.
2. Kelompok minoritas
Kelompok minoritas dapat didefinisikan sebagai kelompok yang jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok mayoritas dalam suatu masyarakat. Beberapa contoh dari kelompok minoritas termasuk:
- Kelompok etnis minoritas
Kelompok yang jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok etnis mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya, orang-orang dari etnis minoritas di suatu negara.
- Kelompok agama minoritas
Kelompok yang jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok agama mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya, umat minoritas Kristen di lingkungan beragama Islam.
- Kelompok gender minoritas
Kelompok yang jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok gender mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya, perempuan dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki.
- Kelompok orientasi seksual minoritas
Kelompok yang jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok orientasi seksual mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya, orang gay, lesbian, atau biseksual dalam masyarakat yang heteroseksual.
- Kelompok usia minoritas
Kelompok yang jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok usia mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya, anak-anak atau lansia dalam masyarakat yang didominasi oleh orang dewasa.
3. Kelompok marjinal
Kelompok marjinal atau kaum marjinal adalah kelompok masyarakat yang bukan merupakan bagian dari kebanyakan atau mayoritas dalam suatu masyarakat. Mereka dapat didefinisikan berdasarkan faktor seperti etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, atau kondisi fisik. Kelompok marjinal sering diabaikan dalam strategi marketing bisnis, namun mereka menjadi pasar yang penting untuk kita perhatikan.
- Etnis atau ras
Kelompok-kelompok yang tidak merupakan mayoritas etnis atau ras dalam suatu masyarakat dapat dianggap sebagai kelompok marjinal. Contohnya, orang Afrika-Amerika di Amerika Serikat, atau orang Papua yang tinggal di pulau Jawa.
- Jenis kelamin
Kelompok-kelompok yang tidak merupakan mayoritas jenis kelamin dalam suatu masyarakat dapat dianggap sebagai kelompok marjinal. Contohnya, perempuan dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki, atau transgender dalam masyarakat yang heteronormatif.
- Orientasi seksual
Kelompok-kelompok yang tidak merupakan mayoritas orientasi seksual dalam suatu masyarakat dapat dianggap sebagai kelompok marjinal. Contohnya, orang gay, lesbian, atau biseksual dalam masyarakat yang heteroseksual.
- Usia
Kelompok-kelompok yang tidak merupakan mayoritas usia dalam suatu masyarakat dapat dianggap sebagai kelompok marjinal. Contohnya, anak-anak atau lansia dalam masyarakat yang didominasi oleh orang dewasa.
- Kondisi fisik
Kelompok-kelompok yang memiliki kondisi fisik atau mental yang membuat mereka tidak dapat berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat dapat dianggap sebagai kelompok marjinal. Contohnya, orang dengan disabilitas fisik atau mental, atau orang yang sakit.
Kelompok marjinal memiliki kebutuhan yang berbeda dari kebanyakan masyarakat. Padahal, bisnis yang dapat memenuhi kebutuhannya akan sangat dihargai oleh kelompok marjinal. Hal ini karena audiens dapat merasakan bahwa sebuah bisnis menunjukkan komitmen untuk inklusi dan diversitas. Dengan begitu, citra positif bisnis akan meningkat dan menarik konsumen yang peduli dengan isu-isu sosial.
Saatnya merealisasikan inclusive marketing untuk bisnismu
Merengkuh semua lapisan audiens memang bukan hal yang mudah. Apalagi, terkadang brand malah kebablasan ketika menjalankan inclusive marketing. Misalnya, tidak jarang ada kasus yang malah menjadi backfire karena audiens tidak merasakan sensitivitas dari marketing brand.
Maka, perhatikan langkah berikut sebelum menjalankan inclusive marketing untuk bisnismu.
- Buat gambaran yang jujur dan apa adanya tentang kelompok yang akan diangkat dalam strategi marketing.
- Karena inklusif berarti memberikan akses pada semua orang, usahakan agar marketing-mu mudah dikonsumsi oleh semua lapisan.
- Jangan lupa untuk berempati dengan selalu memakai bahasa yang baik, jujur, tidak menyinggung, dan empowering.
Menerapkan inclusive marketing akan menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap semua konsumen dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat. Sekarang, giliran bisnismu untuk menerapkan inclusive marketing agar bisa menjangkau seluruh lapisan audiens.Kamu bisa bekerja sama dengan Nice To Meet You Studio untuk membuat marketing yang penuh empati dan mengedepankan kemanusiaan. Jadwalkan meeting dengan kami sekarang juga dan kunjungi Instagram @nicetomeetyou.studio untuk melihat portofolio terbaru kami!