Feedback adalah bagian komunikasi yang mendukung suatu aktivitas mencapai tujuan. Memberikan feedback merupakan tahapan penting dalam proses desain karena menentukan efektivitas proses desain dalam bisnis. Feedback yang tidak tersampaikan dengan baik akan membuang-buang waktu dalam proses desain dan cenderung tidak mendapatkan hasil yang optimal.
Belum lagi masalah yang berkaitan dengan ‘people’. Energi pemberi feedback dan desainer grafis cepat terkuras dalam menyelesaikan satu task desain karena feedback yang kurang efektif.
Cara-cara berikut bisa diterapkan saat memberi feedback untuk desain.
Review 10/50/99
Cara seperti ini bisa diterapkan untuk satu project yang besar atau project yang memungkinkan untuk bisa intens berkomunikasi dengan desainer.
10% done — Review saat desain berupa sketsa (outline, rangka, atau wireframe) atau interpretasi pertama dari creative brief. Di sini, kamu bisa memberikan feedback dan arahan apakah sudah sesuai konsep atau belum.
50% done — Tidak perlu evaluasi konsep lagi karena sudah disepakati di tahap sebelumnya. Fokuslah untuk melihat kembali pada objektif desain dan mempertajam konsep.
99% done — Lakukan feedback untuk minor tweak desain atau copy.
Hindari ambigu, feedback harus deskriptif
“Desainnya kurang popping!”, siapa yang belum pernah mendengar feedback desain seperti ini? Saking terlalu sering didengar, kita jadi berasumsi semua orang sudah bisa menebak apa maksudnya. Tetapi, kemungkinan hasilnya meleset juga besar. Akan lebih baik jika bisa lebih deskriptif dan spesifik. Misalnya, “Warnanya kurang cocok untuk audiens muda, mungkin warna cerah lebih cocok untuk brand.”
Jangan fokus memberi solusi, tapi jelaskan masalahnya
Micro-manage pada desainer tidak akan membuat desainer berkembang dan antusias. Jika kamu juga seorang desainer dan memberikan solusi, kamu bisa jelaskan mengapa kamu memberikan solusi tersebut. Terlebih lagi jika bukan desainer, kamu harus bisa memberikan konteks, misalnya:
“Menurut data dari media sosial, image dengan tambahan ilustrasi ‘people’ engagementnya lebih tinggi.”
Rapikan poin-poin feedback
Jangan membuat desainer frustasi dengan feedback yang ‘nyicil’ dan berantakan. Catat poin-poin feedback sekaligus agar revisi dapat dilakukan lebih efisien. Terkadang, kita memberikan revisi lagi pada saat review kedua atau ketiga, padahal feedback tersebut bisa dikatakan saat review pertama. Dan yang paling penting, pastikan feedback didokumentasikan dengan baik dalam satu platform.
Berikan positive feedback
Mulailah dengan positive feedback, apa yang cukup bagus dan menarik dari desain yang kamu review. Baru beranjak ke bagian yang mungkin butuh revisi atau improvement. Dengan begini, desainer juga jadi belajar memahami bagaimana pandangan pemberi feedback secara keseluruhan. Setelah positive feedback, poin lainnya akan bisa ditangkap sebagai feedback yang konstruktif.
Penuhi kebutuhan desain grafis harian untuk bisnis kamu. Cek nicetomeetyou.studio dan follow Instagram @nicetomeetyou.studio untuk insight dan tips singkat tentang value desain.